Anda yang sudah menikah, pernah tidak bermimpi di suatu malam,
melihat seseorang yang kemudian itu menjadi pasangan hidup Anda? Melihat
seseorang yang kemudian menjadi jodoh kita kelak sebenarnya adalah
sebuah cerita biasa, meskipun jarang sekali adanya. Namun ketika it
terjadi, siapapun yang awalnya mengelak sekalipun, pastinya akan
terheran-heran jika mengalaminya.
Orangtua saya sendiri ternyata dulu sempat mengalaminya. Saya pun
baru mengetahui dari ibu saya semalam yang menceritakannya kepada saya
di kala petang yang senggang. Bukan ibu saya sebetulnya yang dulu
mengalaminya, melainkan ayah sayalah yang pernah bermimpi melihat ibu
saya dalam mimpi sebelum mengenalnya.
Dulu, ibu dan ayah saya memang sama-sama merantau ke Jakarta. Ketika
di suatu saat ibu sedang berwudhu akan shalat, ia melihat seorang pria
berbaju putih sedang membawa cangkul sambil setengah melotot
memandanginya. Tentu saja ulah ayah waktu itu membuat ibu saya lari
ketakutan.
“Lha habis gimana nggak takut. Ayahmu waktu itu kan ceritanya sedang
ndandani rumah kontrakannya. Terus lihat ibu lagi wudhu. Lha, ibu itu
dilihatin sambil kayak orang melotot gitu. Ya ibu terus lari ngadu ke
pakdhenya ibu. Ibu kira waktu itu ayahmu itu orang gila!” cerita ibu
kepada saya.
Ketika akan menikah, barulah kemudian ibu tahu apa yang terjadi pada
ayah waktu itu sampai berulah seperti itu ketika melihat ibu. “Ayahmu
akhirnya cerita, kalau malam sebelum ketemu ibu itu, dia ngimpi melihat
ada seorang wanita berdiri di atasnya. Nah pas lihat ibu, jadinya ayahmu
kaget karena ternyata ibu itu kok seperti orang yang ada dalam
mimpinya.”
Sementara waktu itu, ayah baru saja putus dari pacarnya. Ketika
menceritakan hal tersebut ke bapaknya, mbah saya, beliau lalu mengatakan
jika ayah ikhlas, ayah suatu saat akan menemukan seorang wanita yang
hitungan lahirnya lebih dari ayah, dan akan jadi istrinya selamanya.
Ayah saya pun lalu menceritakan tentang mimpinya itu dan lalu diminta
oleh mbah untuk menanyakan hitungan lahir ibu.
Dalam budaya Jawa, hitungan hari lahir memang sering dan bahkan
dianggap wajib untuk bisa menentukan apakah seseorang itu cocok atau
tidak dengan yang lain. Apalagi jika itu urusannya adalah perjodohan.
Untuk menghitung hari lahir seseorang, kita wajib mengetahui hari lahir
dan pasarannya-pon, wage, kliwon, legi, dan pahing. Tiap hari dan hari
pasarannya itu ada angkanya dan kemudian akan dipadukan berapa
jumlahnya.
Karena penasaran, ayah saya pun lalu menanyakan tentang ibu saya ke
pakdhenya ibu. Ketika diketahui bahwa ternyata memang benar hitungan ibu
lebih besar dari pada hitungan hari lahir ayah, singkat cerita,
terjadilah lamaran yang berujung pada pernikahan. Kenal singkat dan
tidak melalui pacaran, itulah cerita kedua orangtua saya dulu sebelum
menuju ke jenjang pernikahan.
Saat mendengar cerita dari ibu saya semalam, saya pun lansung
teringat dengan dua kali mimpi saya yang bertemu sosok yang sama. Mimpi
pertama di tahun 1999 ketika saya akan lulus SMA, dan kali yang kedua
adalah beberapa hari yang lalu dengan wajah yang makin nampak jelas.
Orangnya agak pendiam, kalem, hitam manis, dengan gigi yang terlihat
berbentuk ‘gigi kelici’ ketika tersenyum. Entahlah, jika dibilang pria
itu adalah jodoh saya kelak, tentu saja saya tidak bisa memastikannya.
Namanya saja saya sendiri belum mengalami menikah dengannya! Hehehe…
aneh bukan?! Yah, lihat saja deh nanti!
Anda sendiri, pernahkan mengalaminya dan berujung pada kisah yang
nyata? Atau justru pernah mengalami seperti saya namun ternyata tidak
menjadi kenyataan? Jika berkenan, berbagi cerita yuk tentang keunikan
seputar kejadian tersebut…
Senin, 22 Oktober 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar